Pemeriksaan gangguan suasana hati kerap dijadikan cara buat para profesional kesehatan mengetahui jenis gangguan mental yang dialami. Misalnya untuk pengecekan apakah seseorang mengalami depresi ataupun bipolar.
Anak-anak, remaja, dan orang dewasa biasa mengalami gangguan suasana hati. Perlu diketahui kalau anak-anak dan remaja tidak selalu memiliki gejala yang sama seperti orang dewasa. Lebih sulit mendiagnosis gangguan suasana hati pada anak-anak karena mereka tidak selalu dapat mengungkapkan perasaan mereka.
Mengenal Jenis Gangguan Suasana Hati
Gangguan bipolar (GB) yang terjadi pada orang berusia dewasa, sebenarnya dapat dikendalikan dengan penanganan yang baik dan benar. Caranya, penderita GB wajib diberi terapi yang optimal, agar ia dapat memperbaiki kualitas hidup si penderita dengan GB ini.
Hal pertama yang harus didapatkan para penderita GB adalah pendekatan secara multidisplin. Mengapa ini perlu? Karena penderita GB usia lanjut, biasanya juga menderita penyakit lainnya seperti diabetes, stroke, jantung, dan ginjal. Selain itu, organ tubuh juga sudah mulai mengalami beberapa kendala, seperti fungsi liver yang mulai terganggu, ginjal yang fungsinya tidak sempurna, sampai gangguan pencernaan yang tidak berfungsi lagi.
Berikut ini jenis gangguan suasana hati yang paling umum terjadi:
1. Depresi Mayor
Kurangnya minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, perasaan sedih atau putus asa, dan gejala lain yang dirasakan selama minimal dua minggu. Kondisi-kondisi ini dapat mengindikasikan kalau seseorang sedang mengalami depresi.
2. Dysthymia
Ini adalah suasana hati kronis, mood rendah, depresi, atau mudah tersinggung yang berlangsung setidaknya selama dua tahun.
3. Gangguan Bipolar
Ini adalah kondisi ketika seseorang mengalami periode depresi yang bergantian dengan periode mania atau suasana hati yang meningkat.
4. Gangguan Mood yang Berhubungan dengan Kondisi Kesehatan Lain
Banyak penyakit medis (termasuk kanker, cedera, infeksi, dan penyakit kronis) dapat memicu gejala depresi.
5. Gangguan Mood yang Diinduksi Zat
Gejala depresi yang disebabkan oleh efek obat-obatan, penyalahgunaan obat, alkoholisme, paparan racun, atau bentuk konsumsi obat-obatan lainnya.
Banyak faktor yang berkontribusi pada gangguan suasana hati. Kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh ketidakseimbangan bahan kimia otak. Kemudian bisa juga perubahan hidup yang membuat stres memicu suasana hati yang tertekan. Selain itu, gangguan suasana hati juga bisa diturunkan dalam keluarga alias genetik.
Gejala Umum dari Gangguan Suasana Hati
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, gangguan suasana hati terbagi atas beberapa jenis tergantung dari gejala dan kondisi kesehatan terkait. Berikut ini adalah gejala gangguan suasana yang paling umum:
1. Suasana hati yang terus menerus sedih, cemas, atau “kosong”.
2. Merasa putus asa atau tidak berdaya.
3. Memiliki harga diri yang rendah.
4. Merasa tidak mampu atau tidak berharga.
5. Rasa bersalah yang berlebihan.
6. Berpikir tentang kematian atau bunuh diri.
7. Kehilangan minat pada aktivitas atau aktivitas biasa yang pernah dinikmati, termasuk seks.
8. Masalah hubungan.
9. Kesulitan tidur atau terlalu banyak tidur.
10. Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan.
11. Berkurangnya energi.
12. Kesulitan berkonsentrasi.
14. Penurunan kemampuan mengambil keputusan.
15. Keluhan fisik yang sering terjadi (misalnya sakit kepala, sakit perut, atau kelelahan) yang tidak kunjung membaik dengan pengobatan.
16. Sangat sensitif terhadap kegagalan atau penolakan.
17. Lekas marah, permusuhan, atau agresi.
Pada gangguan suasana hati, gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi lebih kuat ketimbang kondisi umum. Apalagi kalau sampai gejala-gejala ini sampai mengganggu interaksi dengan keluarga, teman, komunitas, atau pekerjaan.
Gejala gangguan suasana hati biasanya terlihat seperti kondisi lain atau masalah kesehatan mental tertentu.
Mood stabilizer adalah obat yang membantu mengontrol perubahan mood pada penderita bipolar. Terdapat tiga kelompok mood stabilizer, yaitu mineral, antikonsulvan, dan antipsikotik.
Mood stabilizer adalah obat yang dapat mengendalikan perubahan mood pada penderita gangguan bipolar.
Jenis kelompok obat mood stabilizer
Terdapat tiga kelompok obat yang umum diklasifikasikan sebagai mood stabilizer, yaitu mineral, antikonsulvan, dan antipsikotik.
1. Mineral
Jenis mineral yang sangat umum diresepkan sebagai mood stabilizer adalah lithium. Lithium masih dianggap efektif untuk menstabilkan mood pasien dan sudah disetujui FDA sejak 1970. Utamanya, lithium diresepkan untuk mengendalikan episode mania serta sebagai penanganan pemeliharaan untuk gangguan bipolar.
Terkadang, bersama dengan jenis obat lain, lithium sebagai mood stabilizer juga membantu menangani episode depresi bipolar.
2. Antikonsulvan
Beberapa jenis antikonsulvan atau antikejang juga dapat menjadi mood stabilizer. Beberapa jenis obat antikonsulvan untuk menstabilkan mood pasien termasuk asam valproat, lamotrigine, dan carbamazepine.
Beberapa jenis antikonsulvan juga memiliki penggunaan off-label sebagai mood stabilizer, termasuk oxcarbazepine, topiramate, dan gabapentin. Obat off-label merujuk pada obat penyakit tertentu yang belum secara resmi disetujui untuk menangani penyakit lain. Namun, banyak dokter sudah meresepkan obat tersebut untuk mengendalikan gejala yang dialami pasien karena dianggap memang efektif.
3. Antipsikotik
Antipsikotik adalah obat yang dapat membantu mengendalikan gejala psikosis, seperti delusi dan halusinasi, pada penderita gangguan tertentu seperti skizofrenia. Beberapa antipsikotik pun ternyata memiliki efek sebagai mood stabilizer dan untuk mengurangi gejala mania. Beberapa jenis antipsikotik atipikal maupun antipsikotik generasi baru memiliki sifat sebagai mood stabilizer sekaligus sebagai antidepresan.
Beberapa jenis antipsikotik sebagai mood stabilizer, yaitu:
- Aripiprazole
- Olanzapine
- Risperidone
- Lurasidone
- Quetiapine
- Ziprasidone
- Asenapine
Efek samping mood stabilizer
Mood stabilizer adalah obat keras yang hanya boleh diresepkan oleh dokter. Mood stabilizer dapat menimbulkan beragam jenis efek samping yang patut untuk diperhatikan pasien. Berikut ini efek samping mood stabilizer berdasarkan kelompoknya:
1. Efek samping mineral
Lithium sebagai mood stabilizer dari kategori mineral dapat memicu efek samping berikut ini:
- Mual
- Tubuh kelelahan
- Kenaikan berat badan
- Tremor
- Diare
- Kebingungan
2. Efek samping antikonsulvan
Sebagai obat keras, antikonsulvan berisiko memicu efek samping berikut ini:
- Tubuh kelelahan
- Sakit kepala
- Kenaikan berat badan
- Mual
- Sakit perut
- Gairah seksual menurun
- Demam
- Kebingungan
- Gangguan penglihatan
- Memar atau perdarahan yang abnormal
3. Efek samping antipsikotik
Antipsikotik sebagai mood stabilizer juga menjadi obat keras yang tidak dapat dikonsumsi sembarangan. Efek samping penggunaan antipsikotik, termasuk:
- Detak jantung menjadi cepat
- Rasa kantuk
- Tremor
- Penglihatan kabur
- Pusing
- Kenaikan berat badan
- Kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari
Agar Mood Anda kembali Normal Ikuti langkah-langkah ini
Apa saja yang bisa menjadi mood booster?
1. Tidur siang
Siapa sangka bahwa tidur siang sebentar saat suasana hati sedang jelek bisa bikin mood Anda kembali ceria? Penelitian dari Journal of Sleep Research menemukan bahwa orang yang kurang tidur jadi lebih sering nggak mood dibanding orang yang jam tidurnya cukup.
Selain itu, The National Sleep Foundation (NSF) mengatakan bahwa tidur siang singkat dapat membantu meningkatkan mood atau suasana hati, kewaspadaan, dan semangat kerja pada orang dewasa.
NSF menyarankan, bila Anda ingin meningkatkan mood, tidurlah selama 20 hingga 30 menit di siang hari. Waktu tersebut cukup untuk mengusir kantuk dan memunculkan kembali mood yang ceria.
2. Mendengarkan musik
Sebuah penelitian dari British Journal of Psychiatry mengatakan bahwa suasana hati yang jelek bisa diatasi dengan mendengarkan lagu. Pada penelitian ini, peneliti menemukan orang yang depresi dan melakukan pengobatan dengan terapi musik, berhasil sembuh lebih cepat daripada orang yang melakukan terapi biasa. Jadi, mendengarkan musik saat suasana hati lagi jelek boleh dicoba untuk meningkatkan mood Anda di kala bad day.
3. Temui dan peluk orang tersayang
Anda bisa bertemu pacar, adik, kakak, sahabat atau bahkan orangtua Anda untuk mengusir bad mood yang melanda. Menemui orang yang disayang bisa jadi mood booster tersendiri, lho, sama seperti halnya berpelukan. Faktanya, sebuah penelitian dari Australia yang dikutip dari Healthline menyatakan bahwa pria yang berpelukan, mood-nya lebih sering bahagia dibanding dengan pria yang jarang memeluk seseorang.
Hasil penelitian yang melibatkan 60.000 orang ini juga mengatakan, bahwa memeluk dan menemui orang tersayang bisa bikin diri sendiri merasa dicintai dan lebih yakin bahwa semua hal akan baik-baik saja.
Memeluk dan bertemu orang yang Anda sayang juga bisa bikin pernapasan jadi lebih relaks dan tekanan darah jadi turun. Tak lupa, hormon oksitosin (hormon bahagia) juga ikut muncul ketika Anda menemui orang yang Anda sayang.
4. Makan makanan enak
Makan makanan enak sudah sering dijadikan mood booster bagi orang yang sedang bad mood. Untuk membantu meningkatkan suasana hati, Anda bisa makan cokelat, sayur, dan buah. Kenapa cokelat? Sebab kandungan dalam cokelat mampu membuat tubuh mengeluarkan hormon endorfin dan serotonin. Kedua hormon ini akan mengurangi kecemasan dan stres, serta membantu suasana hati agar jauh lebih baik.
Nah Jadi Obat mood herbal itu Anda bisa memakan coklat dan juga sayuran serta buah-buahan yang manis.
Selain itu, makan buah dan sayuran juga bisa menyehatkan tubuh dan pikiran Anda. Pasalnya, sebuah penelitian terbaru pada 3.500 orang yang dipublikasikan dalam “British Journal of Psychiatry” menunjukkan bahwa orang yang makan sayuran lebih jarang terkena depresi. Ini berlaku dibandingkan dengan orang yang hobi makan gorengan dan makan yang manis-manis (bukan rasa manis dari buah).
5. Ngobrol dengan teman atau keluarga
Bila sedang bad mood, ada baiknya Anda bersosialiasi dengan cara berbincang atau mungkin curhat. Menceritakan hal yang membuat Anda tidak bersemangat bisa menjadi salah satu cara mood booster yang dapat Anda lakukan. Dengan bercerita, setidaknya Anda tidak memendam kekesalan Anda sendirian, ada orang lain yang turut bisa diajak untuk berbagi cerita. Jangan sungkan untuk menelepon, chat, atau bahkan video call dengan sahabat atau keluarga ketika Anda sedang dilanda bad mood.
Lakukan ini bila mood booster tidak kunjung datang
Meskipun sudah mencoba berbagai hal guna mendongkrak mood, terkadang hal itu masih belum berhasil. Tidak semua cara bisa meredakan rasa bete pada diri Anda. Namun, Anda tak perlu khawatir. Cobalah lakukan hal-hal berikut untuk meredakan amarah, kecewa, dan mengusir perasaan tidak semangat pada diri Anda.
Sadari bahwa Anda tidak sendirian
Perubahan mood bisa datang kapan saja, Anda juga tidak bisa menghindarinya langsung. Semua orang pernah mengalami bad mood dan mereka juga butuh mood booster sama halnya dengan Anda. Akan tetapi, mungkin mereka bisa menutupi perasaan atau kondisi bad mood-nya.
Atur napas
Sesaat setelah bad mood melanda, baiknya langsung ambil napas dalam-dalam. Coba tarik napas dalam dan tahan selama 5-7 detik. Hal itu bisa membuat Anda lebih relaks. Anda juga bisa segera melakukan sesuatu yang bisa membuat Anda tenang ketika kesal melanda.
Menangis
Banyak orang merasa lega sehabis menangis. Menangis bukanlah hal yang memalukan dan bukan berarti Anda cengeng. Menangis merupakan salah satu bentuk pelepasan emosi. Akan tetapi, jika Anda merasa gampang menangis karena mudah tersinggung, bosan, atau putus asa, mungkin saja Anda mengalami depresi dan memerlukan bantuan dari psikolog atau dokter.
Tunggu bad mood mereda
Bad mood kadang tidak berlangsung seharian. Coba tunggu beberapa saat dengan cara menyibukkan diri dengan pekerjaan, membersihkan rumah, membereskan meja kantor yang berantakan, atau bahkan coba mandi air hangat untuk bikin badan lebih relaks.
Dikutip dari berbagai sumber