Dari kedalaman sarang lebah, terlahirlah propolis, elixir kehidupan yang kaya akan keajaiban alam. Sejak zaman purba, manusia telah memanfaatkan resin emas ini untuk menyembuhkan luka dan menjaga kesehatan. Di dalam setiap tetes propolis tersimpan rahasia alam, sebuah simfoni molekul yang bekerja harmoni untuk melindungi tubuh dari segala ancaman.
Bayangkan sebuah zat yang dihasilkan oleh serangga kecil namun memiliki kekuatan untuk melawan penyakit. Zat itulah propolis, sebuah hadiah dari Allah SWT tuhan semesta alam yang menyimpan ribuan rahasia. Di balik warna cokelat kehitamannya, merah dan hijau, tersembunyi elemen senyawa-senyawa ajaib yang mampu meningkatkan sistem imun, mengurangi peradangan, bahkan melawan sel kanker.
Mengapa komposisi kimia propolis sangat beragam ?
Komposisi kimia propolis sangat beragam karena beberapa faktor utama:
- Sumber Tanaman: Lebah mengumpulkan resin dari berbagai jenis tanaman. Setiap tanaman memiliki profil kimia yang unik, sehingga komposisi propolis yang dihasilkan pun akan berbeda-beda. Faktor seperti jenis tanaman, musim panen, dan kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman akan mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam propolis.
- Spesies Lebah: Berbagai spesies lebah menghasilkan propolis dengan komposisi yang berbeda. Enzim yang dihasilkan oleh setiap spesies lebah dapat mengubah komposisi kimia resin tanaman yang dikumpulkan.
- Lokasi Geografis: Propolis yang dihasilkan di daerah yang berbeda akan memiliki komposisi yang berbeda pula. Faktor seperti iklim, jenis tanaman yang dominan di suatu daerah, dan polutan lingkungan dapat mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam propolis.
- Metode Pengolahan: Cara pengolahan propolis setelah dikumpulkan oleh lebah juga dapat mempengaruhi komposisi kimianya. Proses ekstraksi, pemurnian, dan penyimpanan yang berbeda dapat menyebabkan perubahan pada kandungan senyawa aktif dalam propolis

Secara umum, kandungan kimia utama dalam propolis meliputi:
Polifenol
Polifenol adalah senyawa organik yang ditemukan pada tumbuhan. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang kompleks dan berperan penting dalam melindungi tanaman dari serangan hama, penyakit, dan sinar ultraviolet. Bagi manusia, polifenol memiliki sifat antioksidan yang kuat, artinya mereka dapat menetralkan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Jenis-jenis Polifenol dalam Propolis
Dalam propolis, terdapat berbagai jenis polifenol, namun yang paling umum adalah flavonoid. Flavonoid memiliki beragam struktur kimia dan memberikan warna yang khas pada tanaman, seperti warna kuning, merah, atau biru. Beberapa contoh flavonoid yang ditemukan dalam propolis antara lain:
- Quercetin: Dikenal sebagai antioksidan yang kuat dan memiliki sifat anti-inflamasi
- Kaempferol: Sering ditemukan bersama dengan quercetin dan memiliki efek serupa.
- Chrysin: Memiliki sifat anti-kanker dan anti-inflamasi yang kuat.
Manfaat Polifenol dalam Propolis
Polifenol dalam propolis memberikan berbagai manfaat kesehatan, antara lain:
- Antioksidan: Melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung.
- Anti-inflamasi: Mengurangi peradangan dalam tubuh, yang menjadi dasar dari banyak penyakit kronis.
- Antimikroba: Mampu melawan bakteri, virus, dan jamur.
- Anti-kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polifenol dalam propolis dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Perlindungan kardiovaskular: Membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Bagaimana Polifenol Bekerja?
Mekanisme kerja polifenol dalam tubuh cukup kompleks. Secara umum, polifenol bekerja dengan cara:
- Menetralkan radikal bebas: Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan dapat merusak sel-sel tubuh. Polifenol dapat bereaksi dengan radikal bebas dan menetralkan sifat reaktifnya.
- Menghambat enzim: Polifenol dapat menghambat enzim-enzim tertentu yang terlibat dalam proses peradangan.
- Mengatur ekspresi gen: Polifenol dapat mempengaruhi ekspresi gen tertentu yang terlibat dalam proses peradangan dan pertumbuhan sel.
Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa alami yang ditemukan pada tumbuhan. Senyawa ini memberikan warna cerah pada banyak buah-buahan dan sayuran, seperti warna merah pada stroberi, ungu pada blueberry, dan kuning pada lemon. Selain memberikan warna yang menarik, flavonoid juga memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh kita.
Struktur Flavonoid
Secara kimia, flavonoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki struktur dasar yang terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan oleh sebuah rantai tiga karbon. Struktur ini memungkinkan flavonoid memiliki berbagai aktivitas biologis, termasuk sebagai antioksidan.
Jenis-jenis Flavonoid
Ada banyak jenis flavonoid yang berbeda, masing-masing dengan struktur dan fungsi yang sedikit berbeda. Beberapa jenis flavonoid yang umum ditemukan antara lain:
- Flavonol: Ditemukan pada bawang, apel, dan teh.
- Flavanol: Ditemukan pada cokelat hitam dan teh hijau.
- Anthocyanin: Ditemukan pada buah beri, anggur merah, dan kubis merah.
- Isoflavon: Ditemukan pada kedelai dan produk olahan kedelai.
Manfaat Flavonoid bagi Kesehatan
Flavonoid memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita, antara lain:
- Antioksidan: Melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
- Anti-inflamasi: Mengurangi peradangan dalam tubuh yang dapat menjadi penyebab berbagai penyakit.
- Kesehatan jantung: Membantu menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat.
- Pencegahan kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa flavonoid dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker.
- Kesehatan otak: Flavonoid dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi otak dari kerusakan.
Sumber Makanan yang Kaya Flavonoid
Untuk mendapatkan manfaat flavonoid, Anda bisa mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan senyawa ini, seperti:
- Buah-buahan: Berry, jeruk, apel, anggur
- Sayuran: Bawang, brokoli, kubis, bayam
- Legum: Kedelai, kacang-kacangan
- Teh: Teh hijau, teh hitam
- Cokelat: Cokelat hitam
Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa organik yang sangat beragam dan ditemukan pada banyak jenis tumbuhan. Senyawa ini sering disebut sebagai “bangunan blok” dari banyak aroma dan rasa yang kita kenal, seperti aroma pada minyak esensial dan rasa pada rempah-rempah. Terpenoid juga memiliki peran penting dalam melindungi tumbuhan dari serangan serangga dan penyakit.
Struktur Terpenoid
Terpenoid terbentuk dari unit-unit isoprena (C5H8) yang saling bergabung. Jumlah unit isoprena ini menentukan jenis terpenoid. Misalnya, monoterpen terdiri dari dua unit isoprena, sedangkan triterpen terdiri dari enam unit isoprena.
Jenis-jenis Terpenoid
Terdapat banyak sekali jenis terpenoid dengan struktur dan fungsi yang beragam. Beberapa contoh terpenoid yang umum adalah:
- Monoterpen: Terdapat pada minyak esensial seperti minyak peppermint, lavender, dan jeruk.
- Sesquiterpen: Terdapat pada minyak patchouli, vetiver, dan kayu cendana.
- Diterpen: Terdapat pada damar pohon pinus dan resin.
- Triterpen: Terdapat pada saponin, yang memiliki sifat seperti sabun dan banyak ditemukan pada tumbuhan.
Fungsi Terpenoid dalam Tumbuhan
Terpenoid memiliki berbagai fungsi penting bagi tumbuhan, antara lain:
- Pertahanan: Melindungi tumbuhan dari serangan serangga, jamur, dan bakteri.
- Atraktan: Membantu menarik serangga penyerbuk.
- Pigmen: Memberikan warna pada bunga dan buah.
- Regulator pertumbuhan: Mengatur pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Manfaat Terpenoid bagi Manusia
Terpenoid memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, antara lain:
- Antioksidan: Melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
- Anti-inflamasi: Mengurangi peradangan dalam tubuh.
- Antibakteri: Membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
- Antifungal: Membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur.
- Aromaterapi: Digunakan dalam aromaterapi untuk meningkatkan mood dan relaksasi.
Contoh Terpenoid dalam Kehidupan Sehari-hari
- Minyak esensial: Digunakan dalam parfum, sabun, dan produk perawatan tubuh lainnya.
- Rempah-rempah: Memberikan rasa dan aroma pada makanan.
- Obat-obatan: Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat-obatan.
Asam Amino dalam Propolis
Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan unit dasar pembentuk protein. Meskipun dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan senyawa lain seperti flavonoid dan terpenoid, asam amino juga ditemukan dalam propolis.
Peran Asam Amino dalam Tubuh
Asam amino memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai fungsi tubuh, antara lain:
- Pembentukan protein: Asam amino merupakan “bahan baku” untuk membangun protein dalam tubuh, termasuk enzim, hormon, dan jaringan tubuh.
- Sumber energi: Dalam kondisi tertentu, asam amino dapat digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh.
- Transmisi sinyal: Beberapa asam amino berperan sebagai neurotransmitter, yaitu zat kimia yang membawa sinyal antara sel-sel saraf.
- Fungsi imun: Beberapa asam amino berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem imun.
Asam Amino dalam Propolis
Meskipun penelitian tentang kandungan asam amino dalam propolis masih terus berkembang, beberapa asam amino yang telah ditemukan dalam propolis antara lain:
- Arginin: Asam amino ini berperan penting dalam pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan fungsi imun.
- Lisina: Asam amino ini penting untuk pembentukan kolagen, protein yang berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, tulang, dan jaringan ikat.
- Fenilalanin: Asam amino ini merupakan prekursor dari beberapa neurotransmitter penting, seperti dopamin dan norepinefrin.
Vitamin dan Mineral Dalam Propolis
Vitamin dan mineral adalah mikronutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk menjalankan berbagai fungsi penting, seperti:
- Pertumbuhan dan perkembangan: Membantu tubuh tumbuh dan berkembang secara optimal.
- Metabolisme energi: Membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi.
- Fungsi sistem imun: Memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
- Kesehatan tulang dan gigi: Membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Vitamin dalam Propolis
Propolis mengandung beberapa jenis vitamin, antara lain:
- Vitamin B kompleks: Termasuk vitamin B1, B2, B6, dan niacin. Vitamin B kompleks berperan penting dalam metabolisme energi, fungsi saraf, dan pembentukan sel darah merah.
- Vitamin C: Vitamin C adalah antioksidan kuat yang membantu melindungi sel dari kerusakan dan meningkatkan sistem imun.
- Vitamin E: Vitamin E juga merupakan antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Mineral dalam Propolis
Selain vitamin, propolis juga mengandung berbagai mineral penting, seperti:
- Kalsium (Ca): Penting untuk kesehatan tulang dan gigi.
- Magnesium (Mg): Berperan dalam ratusan reaksi enzimatik dalam tubuh.
- Kalium (K): Membantu mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Natrium (Na): Membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Besi (Fe): Penting untuk pembentukan hemoglobin, protein yang membawa oksigen dalam darah.
- Seng (Zn): Berperan dalam penyembuhan luka, fungsi imun, dan pertumbuhan sel.
Manfaat Vitamin dan Mineral dalam Propolis
Kandungan vitamin dan mineral dalam propolis memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, antara lain:
- Meningkatkan sistem imun: Membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
- Mencegah kerusakan sel: Sebagai antioksidan, vitamin dan mineral dalam propolis membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
- Meningkatkan energi: Vitamin B kompleks berperan penting dalam metabolisme energi.
- Menjaga kesehatan kulit: Vitamin C dan E membantu menjaga kesehatan kulit.
- Meningkatkan kesehatan tulang: Kalsium dan magnesium penting untuk kesehatan tulang.
Untuk itu PT NHI bersama para penelitinya mengembangkan Nano propolis yang ukurannya menjadi nano meter dan dapat dikembangkan menjadi suplement herbal, nano propolis juga dapat digabungkan dengan produk herbal lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan manusia diseluruh dunia.
Semoga Artikel ini bermanfaat.
Sumber: