Jakarta – Sebuah langkah strategis untuk mengakselerasi inovasi dan hilirisasi produk berbasis nanoteknologi di Indonesia akan segera terwujud. Pada tanggal 23 Mei 2025 mendatang, para peneliti dari Yayasan Nano Center Indonesia (NCI), bersama dengan pimpinan dari entitas bisnis strategisnya, dijadwalkan akan menggelar audiensi dan penjajakan kolaborasi dengan jajaran pimpinan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Pertemuan penting yang akan dilangsungkan di Kantor Pusat BPOM, Jakarta ini mengusung tema besar “Strategic Partnership”, menandai potensi era baru sinergi antara ekosistem riset dan inovasi nanoteknologi dengan otoritas regulator.
Kehadiran perwakilan dari Yayasan Nano Center Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu motor penggerak riset dan pengembangan nanoteknologi terdepan di tanah air, akan diperkuat oleh partisipasi CEO PT Nano Herbaltama Indonesia (PT NHI), M. Arief Iskandar., dan CEO Nano Indonesia Global (PT NIG), Suryandaru. Kehadiran kedua CEO ini menggarisbawahi keseriusan Yayasan Nano Center Indonesia (NCI) dalam menjembatani hasil riset menjadi produk inovatif yang aman, bermutu, dan berdaya saing tinggi di pasar, baik domestik maupun global. PT NHI diketahui fokus pada pengembangan produk herbal dan suplemen kesehatan berbasis nano, sementara NIG lebih berorientasi pada pengembangan inovasi berskala global dan komersialisasinya.

Pertemuan ini akan menjadi sangat signifikan karena NCI dan para mitranya akan berdialog langsung dengan Kepala BPOM dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D, yang diharapkan membawa visi dan kepemimpinan segar dalam mendukung inovasi nasional sambil tetap menjaga standar keamanan dan kualitas produk bagi masyarakat.
Dalam audiensi tersebut, tim NCI dan para CEO juga berdiskusi intensif dengan para Deputi BPOM yang memegang peranan kunci dalam regulasi dan pengawasan, di antaranya:
- Rita Mahyona: Bertanggung jawab atas pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif.
- Brigjen Pol. Tubagus Ade Hidayat: Bertanggung jawab atas bidang penindakan di BPOM.
- Elin Herlina: Menjabat sebagai Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan.
- Mohamad Kashuri: Memimpin bidang pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik.
- Dan selamat atas pelantikannya: Direktur Penyidikan BPOM yang baru dilantik, Partomo Iriananto

Fokus Utama dan Harapan dari “Strategic Partnership”
Agenda utama pertemuan ini adalah untuk menjajaki berbagai potensi kolaborasi strategis antara ekosistem riset NCI dengan BPOM. Beberapa area yang diperkirakan akan menjadi fokus diskusi meliputi:
- Pengembangan Standar dan Pedoman Produk Nanoteknologi: Mengingat keunikan sifat material nano, diperlukan standar dan pedoman khusus untuk pengujian, keamanan, dan efikasi produk berbasis nanoteknologi, baik untuk obat, pangan, suplemen, maupun kosmetik.
- Akselerasi Proses Registrasi Produk Inovatif: Mencari solusi untuk mempercepat proses evaluasi dan registrasi produk-produk hasil inovasi nanoteknologi yang memiliki potensi besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tanpa mengkompromikan aspek keamanan.
- Riset Bersama dan Transfer Pengetahuan: Membuka peluang untuk riset kolaboratif antara peneliti NCI dan BPOM, serta program transfer pengetahuan terkait metode analisis dan karakterisasi material nano.
- Peningkatan Kapasitas SDM: Program pelatihan dan peningkatan kapasitas terkait perkembangan terbaru dalam nanoteknologi dan implikasinya terhadap regulasi.
- Dukungan terhadap Industri Nanoteknologi Nasional: Menciptakan iklim regulasi yang kondusif bagi pertumbuhan industri nanoteknologi nasional yang inovatif dan berdaya saing.

Dari pihak Yayasan Nano Center Indonesia dan para CEO, diharapkan pertemuan ini dapat menghasilkan pemahaman bersama dan komitmen awal sebuat penjajakan untuk membangun sebuah “Strategic Partnership” yang solid dan berkelanjutan. Kemitraan ini diharapkan tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, peningkatan kesehatan masyarakat, dan penguatan daya saing bangsa melalui produk-produk nanoteknologi inovatif karya anak bangsa.
Sementara itu, dari sisi BPOM, pertemuan ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga dari para praktisi dan peneliti nanoteknologi, sehingga BPOM dapat merumuskan kebijakan dan regulasi yang adaptif, berbasis sains, dan mampu mengantisipasi perkembangan pesat di bidang nanoteknologi, demi melindungi masyarakat dan mendukung inovasi yang bertanggung jawab.
Semua mata akan tertuju pada hasil dari audiensi krusial pada 23 Mei 2025 ini, yang berpotensi menjadi tonggak penting dalam sinergi antara inovasi nanoteknologi dan regulasi di Indonesia.