Kenapa orang dewasa membutuhkan supplemen ?

Orang dengan kondisi tertentu sangat membutuhkan suplemen, misalnya  lansia yang memiliki kekurangan nutrisi, orang yang sedang depresi, penyandang disabilitas dan masalah kekurangan gizi lainnya.

Tetapi bukan hanya orang dengan kondisi tertentu saja yang membutuhkan suplement, orang dewasa yang selalu menjaga kesehatannya disarankan untuk mengkonsumsi supplement tersebut terutama suplement yang berbahan herbal.

2. Orang dengan gangguan penyerapan

Orang yang sedang mengonsumsi obat tertentu atau memiliki kondisi kesehatan tertentu yang dapat mengubah bagaimana tubuh menggunakan nutrisi mungkin memerlukan suplemen propolis.

Suplemen membantu dalam memenuhi nutrisi yang dibutuhkan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda apakah Anda mengalami kekurangan nutrisi tertentu dan apakah Anda membutuhkan suplemen untuk memenuhinya.

3. Orang lanjut usia

Lansia atau orang yang sudah berusia lebih dari 60 tahun biasanya sulit untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineralnya karena berbagai alasan.

Beberapa vitamin dan mineral utama yang biasanya dibutuhkan oleh lansia yaitu vitamin D, beberapa vitamin B, zat besi, dan magnesium.

JURNAL PROPOLIS

journal nano propolis

Daftar Orang yang membutuhkan Suplement Propolis, apakah termasuk Anda?

Suplemen propolis merupakan suplemen yang mengandung lebih dari tiga atau lebih jenis vitamin dan mineral. Suplemen propolis ini biasanya diperlukan bagi orang yang tidak bisa mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral harian dari makanan.

Jika Anda mengalami salah satu hal di bawah ini, mungkin Anda termasuk orang yang butuh untuk konsumsi suplemen propolis.

1. Sering makan makanan tak sehat

Orang dengan mobilitas tinggi yang tidak mempunyai kebiasaan makan yang sehat cenderung mengalami kekurangan vitamin serta mineral.

Orang yang tidak suka makan sayur dan buah juga lebih rentan untuk mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut, Anda mungkin membutuhkan konsumsi suplemen propolis.

 

4. Orang yang membatasi asupan makan atau sedang diet

Saat sedang diet penurunan berat badan, orang cenderung untuk sangat membatasi asupan makanannya. Bahkan, kalori yang masuk ke tubuhnya mungkin tidak lebih dari 1.200 kalori saat diet.

Hal tersebut tentu membuat asupan vitamin dan mineralnya mengalami kekurangan. Jika kebutuhan nutrisinya tidak kunjung terpenuhi, tak jarang orang yang melakukan diet ekstrem akan jatuh sakit.

 

5. Perokok atau peminum alkohol berat

Orang pada kelompok ini cenderung memiliki masalah dengan asupan makannya. Mereka kerap mempunyai nafsu makan yang buruk. Sehingga, perokok atau peminum alkohol berat lebih rentan untuk mengalami kekurangan vitamin dan mineral.

Jika Anda termasuk dalam kelompok ini, sebaiknya konsultasikan pada dokter Anda apakah Anda butuh untuk konsumsi suplemen multivitamin atau tidak.

Orang-orang dengan kondisi seperti di atas, terkadang perlu mengonsumsi suplemen propolis untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineralnya.

Suplemen propolis di sini hadir untuk membantu Anda agar asupan vitamin dan mineral yang masuk ke tubuh Anda mendekati angka rekomendasi yang dibutuhkan.

Namun, bukan berarti suplemen multivitamin dapat menggantikan makanan yang mengandung vitamin dan mineral, sehingga Anda tidak perlu untuk makan sayur dan buah.

Walaupun Anda sudah konsumsi suplemen multivitamin, Anda tetap harus mendapatkan vitamin dan mineral dari makanan. Usahakan untuk makan sayur dan buah setiap hari.

Baca Juga: Vitamin dan mineral mana yang dibutuhkan tubuh

Propolis dengan Nanoteknologi dapat mengupgrade manfaat Antioksidan.

Sebuah penelitian, hingga saat ini telah menyimpulkan bahwa senyawa dalam “propolis” dapat diindentifikasi ada 300 senyawa dalam propolis.

Dan Kabar baiknya bahwa mayoritas senyawa ini merupakan polifenol yaitu “ANTIKOSIDAN“, yang sangat berguna melawan penyakit dan kerusakan didalam tubuh.

Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain. Oksidasi adalah reaksi kimia yang menghasilkan radikal bebas. sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel. Antioksidan seperti tiol atau asam askorbat (Vitamin C) mengakhiri reaksi berantai ini.

Untuk menjaga keseimbangan tingkat oksidasi, tumbuhan dan hewan memiliki suatu sistem yang kompleks dari tumpangasuh antioksidan, seperti glutation dan enzim (Misalnya: katalase dan superoksida dismutase) yang diproduksi secara internal atau dapat diperoleh oleh asupan Vitamin C, Vitamin, A dan Vitamin E.

Antioksidan secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindung sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.

Radikal bebas adalah species yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan yang mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuan dini dan penyakit lainnya.

Komponen kimia yang berperan dalam antioksidan: adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.

Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain Vitamin E, Vitamin C dan Karotenoid.

Antioksidan banyak digunakan dalam supplemen makanan dan telah diteliti untuk pencegahan penyakit seperti kanker atau penyakit jantung koroner. Meskipun studi awal menunjukan bahwa supplement antioksidan dapat meningkatkan kesehatan, pengujian lanjutan yang lebih besar termasuk beta-karoten, Vitamin A, dan Vitamin E secara tunggal atau dalam kondisi yang berbeda menunjukan bahwa suplementasi tidak berpengaruh pada tingkat kematian.

Uji klinis acak konsumsi antioksidan termasuk beta karoten, vitamin E, Vitamin C dan selenium menunjukan tidak ada pengaruh pada resiko kanker atau mengalami peningkatan risiko kanker. Suplementasi dengan selenium atau vitamin E tidak mengalami penyakit kardiovaskular. Dengan contoh-contoh ini, stres oksidatif dapat dianggap sebagai penyebab atau konsukuensi dari beberapa penyakit, merangsang pengembangan obat senyawa antioksidan potensial untuk mengobati penyakit.

Baca Juga : Manfaat Propolis yang pasti belum kamu ketahui

EnglishIndonesia