alternative-medicine-pills-tablet-capsule-vitamin-organic-supplements-white-background

Mutu Obat tradisional menjadi pintu terakhir dalam proses pembuatan produk obat tradisional agar produk yang nantinya dikeluarkan oleh pabrik obat tradisional sudah bisa digunakan oleh masyarakat. Adanya mutu tersebut sangatlah bermanfaat bagi orang yang mengkonsumsi obat tersebut dan juga pengusaha yang menjualnya secara sah dan aman. Standar Mutu obat tradisional juga sudah diatur menurut peraturan yang berlaku:

Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 32 tahun 2019 tentang persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional.

  1. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan. bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
  2. Jamu adalah Obat tradisional yang dibuat di Indonesia.
  3. Obat tradisional impor adalah obat tradisional yang seluruh proses pembuatan atau sebagian tahapan pembuatan sampai dengan pengemasan primer dilakukan oleh industri di luar negeri, yang dimasukkan dan diedarkan di wilayah Indonesia.
  4. Obat Tradisional lisensi adalah obat tradisional yang seluruh tahapan pembuatan dilakukan oleh industri obat tradisional didalam negeri atas dasar lisensi.
  5. Obat Herbal Terstandar adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah terstandarlisasi.
  6. Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik serta bahan baku dan produk jadinya telah distandarlisasi.
  7. Bahan baku adalah semua bahan awal baik yang berkhasiat yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional.
  8. Produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.
  9. Sediaan Galenik yang selanjutnya disebut Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
  10. Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan , kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 60℃ (enam puluh derajat celsius).
  11. Rajanagn adalah sediaan Obat Tradisional berupa satu jenis Simplisia atau campurann beberapa jenis Simplisia, yang cara penggunaannya dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas.
  12. Rajangan Obat Luar adalah sediaan Obat Tradisional berupa satu jenis Simplisia atau campuran beberapa jenis Simplisia, yang digunakan untuk obat luar.
  13. Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran dengan ekstrak yang cara penggunaannya diseduh dengan air panas.
  14. Serbuk Instans adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari ekstrak yang cara penggunaannya diseduh dengan air panas atau dilarutkan dalam air dingin.
  15. Efervesen adalah sediaan padat Obat Tradisional, terbuat dari ekstrak dan/atau simplisia tertentu, mengandung natrium bikarbonat dan asam organik yang menghasilkan gelembung gas (karbaon dioksida) saat dimasukan ke dalam air.
  16. Pil adalah sedian padat Obat Tradisional berupa masa bulat, terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstrak.
  17. Kapsul adalah sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang keras.
  18. Kapsul adalah sediaan Obat Tradisional yang terbungkus cangkang lunak.
  19. Tablet/Kaplet adalah sediaan Obat tradisional padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih, silidris atau bentuk lain, kedua permukaannya rata atau cembung.
  20. Granul adalah sediaan obat tradisional berupa butiran terbuat dari ekstraks yang telah melalui proses granulasi yang cara penggunaanya diseduh dengan air panas atau dilarutkan dalam air dingin.
  21. Pastiles adalah sediaan padat obat tradisional dengan konsistensi lunak tetapi liat, terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstraks.
  22. Dodol/ jenang adalah sediaan padat Obat tradisional dengan konsistensi lunak tetapi liat, terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstraks.
  23. Film Strip adalah sediaan padat obat tradisional berbentuk lembaran tipis yang digunakan secara oral.
  24. Cairan Obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan suspensi dan/atau ekstraks dan digunakan sebagai obat dalam.
  25. Cairan obat luar adalah sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari simplisia dan/atau ekstrak dan digunakan sebagai obat luar.
  26. Losio adalah sediaan cairan obat tradisional mengandung serbuk simplisia, eksudat, ekstrak dan/atau minyak yang terlarut atau terdispersi berupa suspensi atau emulsi dalam bahan dasar Losio dan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit.
  27. Parem adalah sediaan padat atau cair obat tradisional terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstrak dan digunakan sebagai obat luar.
  28. Salep adalah sediaan obat tradisional setengah padat terbuat dari ekstraks yang larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang sesuai dan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit.
  29. Krim adalah sediaan obat tradisional setengah padat mengandung satu atau lebih ekstrak terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar krim yang sesuai dan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit.
  30. Gel adalah sediaan obat tradisional setengan padat mengandung satu atau lebih ekstraks dan/atau minyak yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar gel dan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit.
  31. Serbuk obat luar adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran dengan ekstraks yang cara penggunaannya dicampur dengan bahan cair (minyak/air) yang sesuai dan digunakan sebagai obat luar kecuali luka terbuka.
  32. Pilis adalah sediaan padat obat tradisional, terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstraks dan digunakan sebagai obat luar yang digunakan di dahi dan di pelipis.
  33. Tabel adalah sediaan padat obat tradisional, terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstraks dan digunakan sebagai obat luar yang digunakan diperut.
  34. Plester adalah sediaan obat tradisional terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan tahan air yang dapat melekat pada kulit dan tahan air yang dapat berisi serbuk simplisia dan/atau ekstraks, digunakan sebagai obat luar dan cara penggunaannya ditempelkan pada kulit.
  35. Supositoria untuk wasir adalah sediaan padat obat tradisional, terbuat dari ekstraks yang larut atau terdispersi homogen dalam dasar supositoria yang sesuai, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh dan cara penggunaannya melalui rektal.
  36. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam obat tradisional untuk mempengaruhi sifat atau bentuk obat tradisional yang terbukti aman dan tidak memberikan efek farmakologis.
  37. Pelaku usaha adalah setiap orang perseroan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Repubik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang obat tradisional.
  38. Pendaftar adalah pelaku usaha yang mengajukan permohonan pengkajian persyaratan mutu obat tradisional.
  39. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Dengan adanya persyaratan mutu obat tradisional, banyak yang bisa dicegah dan dihindari dari obat tradsional yang beredar secara ilegal dan formulasinya juga tidak bisa dipertanggungjawakan untuk pemakaian ke masyarakat. BPOM selalu mempunyai tujuan baik agar masyarakat yang sudah senang mengkonsusmsi obat tradisional akan terjaga mutunya dari obat tersebut.

Comments(2)

  1. […] Baca juga: Persyaratan dan Mutu Obat Tradisional […]

  2. […] Baca Juga: Persyaratan Keamanan Mutu Obat Tradisional […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

EnglishIndonesia